Krisis Air Irigasi Petani Sawah Di Tapanuli Selatan Tunda Tanam

http://www.kiispadangsidimpuan.com
Tapsel – Sejumlah petani sawah di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, terpaksa menunda jadwal tanam padi akibat tidak mengalirnya air dari saluran irigasi Paya Sordang. Kondisi ini menimbulkan kerugian ekonomi bagi para petani, serta memicu kekhawatiran akan potensi alih fungsi lahan secara masif.
Penundaan masa tanam terjadi di sejumlah wilayah sentra pertanian padi, khususnya di Kelurahan Pintu Padang II, Kecamatan Batang Angkola, dengan lahan terdampak mencapai puluhan hektare.
“Seharusnya pertengahan Mei 2025 para petani sudah mulai melakukan tanam padi. Namun gagal karena air dari pintu kanan Bendungan Irigasi Paya Sordang tidak mengalir,” ujar Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batang Angkola, Rahmad Habibi, kepada ANTARA, Jumat (30/5).
Sebagian petani bahkan memilih beralih menanam hortikultura, seperti semangka, sebagai alternatif menyelamatkan lahan dan ekonomi keluarga. Salah satunya adalah Ihwan Nasution, yang kini memanfaatkan satu hektare lahan sawahnya untuk tanaman hortikultura.
Habibi menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan petugas lapangan untuk mengatasi persoalan ini, termasuk mengintensifkan koordinasi dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). “Rapat-rapat terus kami lakukan dengan P3A. Namun jika air memang tidak tersedia, tentu sulit untuk mencari solusi,” imbuhnya.
Kesenjangan Hulu-Hilir Irigasi
Persoalan distribusi air, menurut Wisdan, perwakilan P3A Batang Angkola, sudah berlangsung bertahun-tahun. Ia menyoroti kesan tidak adanya pembagian air yang adil antara wilayah hulu dan hilir.
“Seolah-olah P3A di wilayah hulu tidak ingin berbagi. Padahal di sana, termasuk Kota Padangsidimpuan, indeks pertanaman (IP) bisa sampai empat kali tanam setahun. Di hilir seperti Batang Angkola hanya 1,5 kali, itu pun produksinya rendah,” ujar Wisdan.
Pihaknya, bersama pemerintah kecamatan dan instansi terkait, telah mengupayakan berbagai langkah, termasuk melaporkan persoalan ini ke tingkat provinsi. “Kami bersama Kepala Unit Pelaksana Lapangan Jaringan DI Paya Sordang, Ahmad Jaiz, telah bersurat ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tugas Perbantuan Operasi dan Pemeliharaan (TPOP) Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara agar mendapat perhatian,” ujarnya.(Kss1066)