Ini Ruas Jalan Kabupaten di Tapsel Yang Masih Hambat Ekonomi Masyarakat

Tapanuli Selatan, POL | Miris…Ekonomi masyarakat di kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), provinsi Sumatera Utara atau Sumut dinilai sejumlah pihak masih lambat perbaikannya. Itu terjadi fakta yang ada bahwa ternyata masih banyak ruas jalan kabupaten di daerah tersebut yang hingga saat ini yang tidak saja rusak biasa tetapi juga tidak sedikit rusak berat.
Ini artinya prestasi prmerintah di daerah tersebut dinilai masih rendah di bidang upaya mendorong perbaikan ekonomi di daerah yang katanya sudah beberapa kali dapat Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP itu.
Data yang berhasil dikumpulkan POL hingga Kamis (19/11/2020) pagi menunjukkan di desa Dolok Sordang dan sekitarnya yang biasa disebut sebagai kawasan Luat Harangan, kecamatan Sipirok saja hingga saat ini masih ada 72 kilometer hampir tidak pernah terjamah pembangunan di priode 15 tahun terakhir ini.
Itu belum lagi ke Ramba Sihasur, ke Sialaman, ke Paske dan ke Panggulangan. Menurut hitungan, di kecamatan Sipirok saja sdah mencapai 170 kilometer jalan kabupaten yang masih dalam kondisi tidak layak menjadi penopang membaiknya ekonomi masyarakat. Tidak mungkin di 14 kecamatan lain, hanya 45 kilometer jalan kabupaten yang rusak.
“Di kecamatan Sipirok saja ada 170 kilometer jalan kabupaten yang kondisinya rusak berat, bahkan lebih parah lagi, yaitu Tertutup Musim Hujan (TMH). TMH, artinya pada musim hujan jalan itu total tidak bisa dilalui,” kata kata sumber POL di Sipirok, Kamis (19/11/2020) pagi.
Sumber itu bahkan menyebut rincian, bahwa jalan kabupaten yang rusak biasa hingga yang rusak berat di kecamatan Sipirok antara lain jurusan Bunga Bondar sampai batas kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) 36 kilometer, jurusan Sosopan – Pangaribuan 24 kilometer, Simpang Liang – Liang sembilan kilometer, Simpang Salese – Salese empat kilometer, jalan lingkar Baringin – Purbatua 10 kilometer, jalan lingkar Baringin – Hasang Marsada 12 kilometer, Sipirok – Sampean – Ramba Sihasur 12 kilometer, jurusan Sampean – Batuhorpak delapan kilometer, jurusan Pengkolan – Paske – Bulu Mario tujuh kilometer, jurusan Sosopan – Sabatarutung – Jamburbatu sejauh enam kilometer. Ini masih sebagian kecil dan masih sangat banyak jalan rusak/rusak berat dan bahkan ada jalan TMH (Tertutup Musim Hujan).
Menurutnya, khusus di Luat Harangan (kawasan Dolok Sordang dan sekitarnya) saja diperkirakan hanya sekitar 5 persen saja yang tersintuh pembangunan. Panjang seluruhnya jalan kabupaten di Luat Harangan mencapai 72 kilometer, baru 4,5 kilometer yang diaspal hotmix, sisanya jalan rusak, bahkan banyak yang rusak berat ditambah jalan tanah lebih dominan.
“Saya tidak setuju dengan klaim dari pihak pemerintah kabupaten Tapsel yang menyebutkan, dari desa Pangaribuan ke desa Gadu sudah dilakukan cor rabat beton, ada di beberapa segment di posisi keadaan jalan yang cukup exstrim, dari Gadu sampai Panaungan terus ke Luat Harangan batas Paluta juga dilakukan hal yang sama dengan Cor Rabat Beton di beberapa segmen. Pasalnya, cor rabat beton itu bukan pembangunan dari pemkab Tapsel, melainkan yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Daba Desa,” katanya tegas.
Data yang diperoleh dari sumber lain menunjukkan, itu ditambah lagi dengan enam kilometer jalan kabupaten jurusan Sitinjak, ibukota kecamatan Angkola Barat – desa Siuhom yang kondisinya rusak berat sehingga hanya bisa dilalui dengan armada mobil double cabin yang berkekuatan ganda. Untuk angkutan barang, warga di sini masih memfungsikan angkutan kuda.
“Medan jalannya mendaki, turunan batu cadas yang berserakan dan sangat menjebak pengguna jalan sampai berlobang lobang. Itu ditemukan di sepanjang Dusun Paten, Dusun Pilar, Dusun Tangga Batu, hingga Desa Siuhom,” katanya prihatin.
Dikatakan, akibat kondisi rusak beratnya badan jalan kabupaten ini warga dusun Tangga Batu dan sekitarnya tersebut hingga warga desa Siuhom sudah sejak lama dicengkeram keterisoliran tanpa ada pihak yang perduli terhadap warga di kawasan tersebut. Baru menjelang pemilihan umum ada yang datang mengumbar janji, yang di kemudian hari janji itu dinyatakan bohong besar.
Menanggapi problema masyarakat seoutar jalan kabupaten tersebut dikaitkan dengan klaim oemkab Tapsel itu, aktifis peduli warga Tapsel yang terdzolimi, Aliuddin Harahap saat berbicara dengan POL via sambungan telephin, Kamis (19/11/2020) petang mengatakan dirinya turut prihatin, bahkan menyayangkan sikap abai pemerintah Tapsel.
“Kita sangat menyayangkan sikap abai pemerintah Tapsel, bahkan lebih mengedepankan pencutraan yang tidak ada untungnya bagi masyarakat dari aspek mana pun. Bagi masyarakat yang jalan kabupaten di kawasan pemukimannya tidak disentuh pembangunan, prestasi apa pun yang didapat pemerintah, itu tidak ada artinya,” kata Aliuddin.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) dan Protokol Sekretariat Pemkab Tapsel, Isnut Siregar, S. Sos yang dikonfirmasi POL, Kamis (19/11/2020) malam via aplikasi WhatsApp (WA) tidak mengirimkan jawabannya walau sudah ditunggu hingga 2 × 60 menit sebelum berita ini dikirim ke redaksi.
Setelah berselang 2 x 60 lebih Kabag Humasy Isnut terlihat hanya membaca konfirmasi yang diajukan tetapi tidak mengirimkan jawaban. Tidak diketahui secara pasti apa alasan Isnut tidak menjawab konfirmasi yang diajukan hingga berita ini dikirim ke redaksi. (POL/NP.04)
sumber : https://perjuanganonline.com/uncategorized/ini-ruas-jalan-kabupaten-di-tapsel-yang-masih-hambat-ekonomi-masyarakat