Megahnya Istana Tunggang Bosar Kebanggaan Batak Angkola

SAAT kita beranjak dari Kota Padangsidimpuan menuju Panyabungan, Sumatera Utara sekira 30 menit perjalanan akan didapati Istana nan megah dibalut keramik warna hijau, bagaikan hijaunya perbukitan di atas areal istana itu di Desa Janji Mauli Muara Tais.
Sebagai ilustrasi, jika kita plesiran ke Eropa ada ditemukan Istana yang megah, hal ini merupakan kepemilikan Negara Spanyol dan dikelola oleh Patrimino Nacional, memiliki kubah mirip mesjid.
Namun tak kalah megahnya istana Spanyol itu dengan istana megah milik Alm RAJA Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal yang memiliki dua kubah mesjid di Istana Tunggang Bosar, Janji Mauli Muara Tais, juga sebagai destinasi wisata bagi turis mancanegara dan lokal.
Nama yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang berada di dalam maupun luar daerah. Istana Tunggang Bosar milik Alm RAJA Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal itu ada kemiripan antara Istana Spanyol dengan Istana itu.
Wilayah Angkola adalah suatu daerah adat yang terdiri dari empat (4) Daerah. Penduduk wilayah Batak Angkola terdiri dari beberapa marga, di mana marga utamanya adalah Harahap, Siregar, Hasibuan, Dalimunthe, Daulay, Siagian, Sormin, Huta Suhut, Dalimunte, Pane dan lainnya.
Menyangkut jumlah penduduk untuk wilayah adat Batak Angkola meliputi, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Padanglawas Utara dan Kabupaten Padanglawas.
Untuk melestarikan adat dan Budaya Angkola tentu Alm RAJA Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal, mendirikan sebuah istana megah di Desa Janji Mauli Muara Tais, Kec. Batang Angkola, sekarang dimekarkan menjadi Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pada tahun 1995, Alm Daulat Tuanku Sultan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag, gelar Ompu Toga Langit Raja Tuan Tua Patuan Tua Nagaga Najungal Yang Dipertuan Dhasa Nawalu Bin Sutan Kalasan yang merupakan turunan (Leluhur) marga Harahap di Tano (Tanah) Angkola.
Beliau masa muda hingga akhir hayatnya sebagai pengusaha sukses kala itu di Jakarta. Beliau meninggalkan gemerlapnya ibu kota dan pulang dengan niat tulus membangun kampung halaman di Angkola Jae, Janji Mauli Muratais.
Lain dari yang lain, pembangunan yang didanai secara pribadi oleh keturunan raja luat itu ialah menghidupkan kembali nilai-nilai luhur adat budaya Dalihan Natolu masyarakat suku Batak Angkola yang selama ini telah mati suri. Bukan itu saja, pembangunan istana itu juga disandingkannya dengan agama Islam.
Kini Istana Tunggang Bosar Janji Mauli telah memiliki sebuah pondok pesantren modren dinaungi Yayasan Bagas Godang dan telah menjadi patron pendidikan agama Islam bagi masyarakat Sumatera dan khususnya Pantai Barat Sumatera Utara.
Senang dan besar rasanya bila anggota keluarga kita bisa bersekolah di sana. Komplek pesantren ini bersandingan dengan megahnya Istana Tunggang Bosar, memiliki luas sekira 100 m2, dengan lantai dua serta jumlah ruangan kamar sebanyak 19 kamar yang begitu megah, ada juga ruang tamu yang luas di lantai 1 dan 2, lebarnya sekira 20 m dengan panjang 35 m.
Ukuran kamar rata-rata dilihat Waspada bersama pemandu, kamar utama Raja itu bagian depan sekira 15 x 10 meter, tinggi sekira 8 meter dengan perpaduan ornamen Eropa dengan Turki dipadu lampu hias dari plafon yang unik pula berwarna putih.
Bagian dalamnya diperkaya dengan berbagai karya seni, seperti lukisan raja dengan permaisuri. Beberapa koleksi lain yang disimpan di bangunan ini adalah koleksi furnitur dan ulos Angkola, lage (tikar) adat serta berbagai peninggalan raja dan permaisuri. Tepat di bagian pintu utama didapati juga sebuah meriam asli, namun sudah disemen secara permanen.
Pewaris tahta Istana Tunggang Bosar anak Sulung dari alm tersebut, Burhanuddin Harahap Bin Daulat Tuanku Sultan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag, gelar Ompu Toga Langitu Raja Tuan Tua Patuan Tua Nagaga Najungal kepada Waspada mengatakan istana dibangun sekira tahun 1991.
“Istana mulai tahap pembangunan sekira Tahun 1991 dan diresmikan pada tahun 1995, dihadiri para tokoh Nasional dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan,” ujarnya baru-baru ini di Desa Janji Mauli, Tapsel.
Diperoleh informasi, Raja Tuan Tua Patuan Tua Nagaga Najungal lahir pada 05 Juni 1952 dan mangkat Selasa 28 Oktober 2008, raja itu dimakamkan di komplek pesantren yang didirikannya di Desa Janji Mauli Muarata Tais, Tapanuli Selatan. Waspada/Ahmad Cerem Meha
sumber : https://waspada.id/sumut/megahnya-istana-tunggang-bosar-kebanggaan-batak-angkola/