Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Kurang Inovasi

KBRN, Jakarta: Tahun ajaran baru 2020 / 2021 sudah dimulai pekan ini dengan sejumlah protokol kesehatan dan fleksibilitas pertemuan, online maupun tatap muka. 

Bahkan orang tua punya hak menolak kebijakan masuk sekolah di dalam kelas bila menilai tidak yakin dengan kondisi yang ada. 

Ini kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim yang bagus. 

Itu adalah proses pembelajarannya. Untuk proses tatap muka, materi pembelajarannya jelas sesuai kurikulum. Sedangkan materi pembelajaran dalam jaringan atau online sepertinya perlu inovasi lebih, khususnya bagi peserta didik baru tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. 

Proses belajar mengajar secara daring jelas memerlukan effort lebih. Karena itu, diperlukan inovasi dan kreativitas yang kuat dari pihak sekolah. 

Inovasi ini penting agar kegiatan pembelajaran mencapai hasil optimal. Sayangnya ini tidak banyak dilakukan. 

Pembelajaran di stasiun TV atau Online seolah hanya memindahkan medianya saja, dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh dari seorang pengajar dengan menggunakan internet, TV atau Radio. Padahal harusnya beda. 

Kalaupun ada sajian video, minim inovasi dan kreasi. Cobalah tengok program pembelajaran Kemendikbud di salah satu stasiun televisi, monoton. 

Pembelajaran dengan online harus inovatif dan kreatif. Apalagi untuk jenjang SMP dan SMA. Belum kelihatan kemampuan Mendikbud Nadim Makarim yang disebut sangat piawai dalam bidang IT. 

Sejatinya, Kemendikbud dalam tahun ajaran baru ini sudah menyiapkan berbagai modul yang tidak biasa, sebab sebelumnya sudah punya waktu saat masa pandemi. Pandemi ini harusnya dipahami Kemendikbud dengan cara belajar yang bukan biasa-biasa saja. Sayang.

Ditulis Redaktur Senior RRI Widhie Kurniawan.

Sumber : https://m.rri.co.id/editorial/1782/tahun-ajaran-baru-2020-2021-kurang-inovasi?utm_source=whatsapp&utm_medium=external_link&utm_campaign=General%20Campaign